Masih benar-benar susah untuk menghilangkan angka kezaliman pada pelajar di Kabupaten Bantul. Terupdate pada Minggu (8/9/2024) dini hari, tiga pelajar di Bantul terlibat penganiayaan dengan pembacokan.
Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry memberi tahu, tiga siswa yang terlibat itu inisial DAWU, IDN, dan AJBS. Ketiganya berboncengan dengan satu motor dengan DAWU berperan sebagai pengendara dan dua sisanya yang membawa senjata tajam (senjata tajam) tipe celurit. “AJBS pembonceng tengah pelaku pembacokan,” katanya Minggu (8/9/2024).
Adapun korbannya juga seorang pelajar berinisial FDA dan RGS yang mengalami pembacokan di depan SD Winongo. Korban RGS mengalami luka bacokan di slot gacor thailand paha kanannya yang robek dengan lebar 7 centimeter, kedalaman 5 centimeter.
Sedangkan FDA mengalami luka lecet di tangan dan kaki kirinya sebab terjatuh berakhir sahabatnya terkena bacokan. Ketiga pelaku melarikan diri berakhir menjalankan pembacokan dengan mengendarai motor di atas kecepatan normal.
Tapi pelaku menubruk pengendara motor di simpang empat Dongkelan. “Saat diperiksa kedapatan membawa dua celurit,” sebut Jeffry.
Dari pemeriksaan permulaan, ketiga pelaku janjian untuk tawuran dengan FDA dan RGS di Jalan Bantul. Malahan sebelum kejadian pembacokan, keduanya telah menjalankan video call terutama dahulu.
Terpisah, Kepala Bidang SMP Disdikpora Bantul Retno Yuli Astuti mengaku, benar-benar susah untuk membuat angka kenakalan remaja nol kasus. Sedangkan begitu, konsisten diupayakan agar perilaku kezaliman di kalangan pelajar bisa diminimalisasi.
“Butuh cara kerja, sampai metode di masyarakat, keluarga dan sekolah bisa sinergis,” ungkapnya.
Sementara ini telah dilaksanakan bermacam langkah preventif dari Disdikpora Bantul yang diberi bimbingan terhadap stakeholder berkaitan di bawahnya. Tuntunan peran kepala sekolah (kepsek) dan peran guru Sedangkan Konseling (BK).
Kepsek memiliki peran wajib menampakkan perilaku dan perbuatan yang mencerminkan integritas, janji, dan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang berkarakter dari kepala sekolah, bisa menjadikan lingkungan belajar yang positif dan mendorong. “Pada walhasil berakibat pada keberhasilan akademik dan pribadi siswa,” tuturnya.
Sedangkan untuk peran guru BK, wajib menjadi pendorong kesehatan mental bagi para siswa. Di antaranya memberikan konseling terhadap siswa yang mengalami stres, kecemasan, atau permasalahan emosionil lain. Guru BK juga telah diberi bimbingan untuk bisa mengidentifikasi pertanda-pertanda permulaan permasalahan kesehatan mental dan memberikan intervensi yang pas. “ menuntaskan konflik antara siswa atau antara siswa dan guru,” tandasnya.